Okt 26, 2021
0
0
Pekatnews.com Tanah Datar - Sungguh miris memang yang katanya "pahlawan pangan" nasib nya tak ubah bagaikan "kabau padati" yang selalu dekat dengan penderitaan, bila panen melimpah harga gabah turun drastis walaupun harga komoditi beras stabil di pasaran.
Begitu juga disaat panen anjlok dikarenakan wabah penyakit dan hama tikus, tidak sedikit dari mereka merugi dan bahkan menambah hutang nya.
Dalam pantauan dan wawancara media PekatNews dibeberapa areal persawahan dengan petani yang sedang panen Senen 25 Oktober 2021 di Tanah Datar.
Syahril (63), salah seorang petani penggarap sawah di Nagari Padang Magek ini mengatakan, panen pertahunanya kali ini cukup bagus dengan hasil yang sangat memuaskan, katanya.
Ada penambahan hasil yang sangat signifikan dari panen yang dahulu, padinya pun selamat dari hama wereng dan tikus, sehingga biaya yang dikeluarkan nya untuk pengolahan sawah kali ini rendah, ungkapnya.
Namun harga padi kali ini jauh turun dibandingkan dengan tahun lalu, sampai selisih 30 ribu per sumpit nya, mungkin ini disebabkan panen raya disini katanya.
Panen nya telah ada yang mengambil, dikarenakan terikat utang dengan pihak ketiga dan semua dibiayai sampai biaya panen pun diberikan pinjaman sehingga harga jual juga ditentukan,ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan petani lainnya yang berbeda lokasi,"walaupun harga pasaran tinggi, kami tidak bisa berbuat banyak", yang tentukan harga beli itu toke, ungkap Upik.
Lain halnya dengan Saripah, petani dijorong Gantiang,dia bisa menjual padi dengan harga yang tinggi.
"Saya tidak terikat utang dengan siapapun, sehingga saya bebas menjual hasil panen pada toke yang tertinggi membeli padinya, kata Saripah.
Asni, petani di Jorong Piliang Lima Kaum mengungkapkan, harga padi disini cukup tinggi, dikarenakan panen sedikit, kata Asni.
Staff Dosen dan peneliti Universitas Andalas, Ferdinal Asful, SP.,M.Si., ketika dikonfirmasi di Padang menguraikan, ini memang masalah klasik dari tahun ke tahun nya belum bisa berubah, kata Ferdinal Asful.
Untuk permasalahan ini Pemerintah Daerah harus hadir, sebab pemerintah harus melindungi petani dari pihak ketiga seperti ijon atau toke, seperti membeli hasil panen saat harga rendah ditingkat petani dan melayani petani dalam rangka membantu pemasaran hasil hasil pertanian, kata Ferdinal Asful.
Pemerintah Daerah kan punya Bumnag di Nagari, kenapa itu tidak digerakkan untuk membantu membeli hasil tani dan nanti kan bisa dijual dalam bentuk beras?, kata Ferdinal.
Hasil sampingan lain dari padi bisa juga didapatkan dari penggilingan gabah yakni dedak dan sekam, semuanya kan punya potensi ekonomi untuk mendatangkan keuntungan?, tambah nya.
Apalagi Pemerintah Daerah Tanah Datar punya visi dan misi untuk mensejahterakan petani,kita mengharapkan ini bukan slogan saja dan benar benar bisa diterapkan untuk membantu kehidupan petani dimasa mendatang, katanya lagi.
Dengan adanya Brand Produk, khusus nya hasil tani, dan menciptakan peluang pasar nya,saya yakin kehidupan perekonomian pertanian di Tanah Datar akan maju dan pula akan menambah PAD daerah, tutup Ferdinal Asful. (Rizal).