Payakumbuh Timur, 8 Juni 2025 — Kondisi saluran irigasi kecil atau banda cacing di wilayah Alai, Kelurahan Koto Panjang, Jorong Payobasuang, Kecamatan Payakumbuh Timur, kini semakin memprihatinkan. Saluran yang selama ini menjadi sumber utama pengairan sawah warga mengalami kerusakan parah dan telah terbengkalai lebih dari lima tahun.
Wakil Ketua DPRD Kota Payakumbuh, Hurisna Jamhur, turun langsung ke lokasi bersama warga pada Minggu (8/6) untuk melihat secara nyata kondisi irigasi tersebut. Ia mengecam keras kelambanan pihak terkait, khususnya Dinas Pertanian, dalam menangani permasalahan yang berdampak langsung terhadap mata pencaharian petani.
“Saluran ini sudah pecah dan rebah di berbagai titik, terutama di bagian tikungan. Sepanjang hampir satu kilometer tertutup oleh semak belukar dan tanaman merambat. Ini tidak bisa dibiarkan,” tegas Hurisna Jamhur saat ditemui di lokasi.
Menurut keterangan warga, saluran irigasi ini sudah lama tidak mengalirkan air. Padahal, letaknya tidak jauh dari Kantor Dinas Pertanian Kota Payakumbuh—hanya sekitar 200 meter. Namun, kerusakan ini seolah luput dari perhatian pihak dinas, meski setiap hari mereka melintasi jalan tersebut.
“Setiap hari pegawai dinas lewat sini, tapi tidak ada tindakan. Padahal Kepala Dinas Pertanian pernah mengatakan bahwa saluran irigasi kecil ini adalah tanggung jawab mereka. Tapi buktinya? Sudah lima tahun lebih tidak ada perbaikan,” ujar salah seorang warga.
Hurisna Jamhur menilai, kurangnya kepedulian dari Dinas Pertanian sangat merugikan petani. Di tengah musim kemarau seperti sekarang, banyak sawah yang tidak dapat diolah karena tanah mengeras dan tidak ada aliran air.
“Ini jelas mengancam ketahanan pangan daerah kita. Petani hanya bisa mengandalkan hujan, padahal kita punya saluran irigasi. Tapi karena rusak dan dibiarkan, mereka jadi tidak bisa bertani. Saya minta kepada Wali Kota dan Dinas Pertanian untuk segera turun tangan dan memperbaiki kondisi ini,” tegasnya.
Lebih lanjut, Hurisna Jamhur menegaskan bahwa fungsi lembaga DPRD adalah memastikan bahwa kebutuhan rakyat mendapat perhatian dan penanganan yang adil dari pemerintah.
“Kami akan membawa persoalan ini ke rapat bersama OPD terkait. Ini bukan hal sepele. Jika pertanian lumpuh, maka perekonomian masyarakat pun akan terpuruk. Pemerintah tidak boleh tutup mata,” katanya dengan nada serius.
Warga menambahkan bahwa selain tertutup semak, struktur dinding dan lantai saluran sudah banyak yang bocor akibat aktivitas hewan seperti kepiting serta akibat kerusakan alami yang dibiarkan bertahun-tahun.
“Air tidak lagi bisa mengalir karena bocor di mana-mana. Akibatnya, sawah kami menjadi keras dan tidak bisa ditanami. Kalau musim hujan, baru bisa bertani. Tapi saat kemarau seperti ini, kami hanya bisa pasrah,” keluh seorang petani.
Masyarakat berharap penuh kepada Pemerintah Kota Payakumbuh, terutama kepada Dinas Pertanian dan Wali Kota, untuk segera mengambil langkah nyata memperbaiki saluran irigasi tersier ini demi kelangsungan pertanian dan kesejahteraan petani. (*)