Daerah

SUMBAR DILANDA HUJAN BERKEPANJANGAN, BENCANA DAN LUMPUHNYA EKONOMI JADI PUKULAN BERUNTUN

 

Padang, Pekatnews.com (26/11/2025)            Hujan yang tak henti-henti mengguyur Sumatera Barat selama beberapa hari terakhir membawa duka panjang bagi masyarakat. Dari banjir bandang di Nagari Salayo, Solok, hingga longsor di berbagai titik perbukitan, seluruh aktivitas warga seolah terhenti oleh amukan alam yang datang tanpa kompromi.

Bencana terparah terjadi ketika banjir bandang menghantam Nagari Salayo, Kabupaten Solok. Air bah yang membawa lumpur dan material kayu melaju kencang melewati permukiman warga, membuat mereka panik dan berusaha menyelamatkan diri di tengah gelap serta derasnya arus yang menghancurkan apa pun yang dilaluinya.

Di lokasi berbeda, alat berat dikerahkan untuk membersihkan material longsor yang menutup akses jalan. Truk pengangkut tanah bekerja tanpa henti, namun tebalnya material dan instabilitas lereng membuat proses evakuasi berjalan lambat. Aparat gabungan masih berjibaku untuk menembus jalur yang lumpuh.

Tak hanya merusak rumah dan infrastruktur, banjir juga merendam sejumlah kawasan pemukiman kota. Warga tampak pasrah berdiri di tengah genangan sambil menunggu arahan petugas. Anak-anak, orang tua, hingga pedagang tampak kehilangan arah setelah air merendam rumah dan kios mereka.

Di balik bencana yang menelan banyak kerugian itu, satu pukulan lain terasa begitu berat: terhentinya denyut ekonomi di Pelabuhan Teluk Bayur. Foto-foto di lapangan memperlihatkan barisan truk logistik terparkir tanpa aktivitas, menandakan lumpuhnya salah satu jalur vital perdagangan di Sumatera Barat.

Pelabuhan yang biasanya menjadi pusat keluarmasuk komoditas kini sunyi. Tidak ada kegiatan bongkar muat, tidak terdengar suara crane bekerja, dan tidak ada arus pekerja seperti hari-hari biasa. Cuaca buruk membuat aktivitas dihentikan total demi keselamatan.

Para sopir truk yang menunggu di kawasan pelabuhan mengaku merugi karena pengiriman tertunda. Mereka terpaksa menunggu berjam-jam bahkan berhari-hari tanpa kepastian. Kondisi ini memicu efek berantai terhadap distribusi barang di sejumlah kabupaten/kota.

Tokoh masyarakat setempat menyebut situasi ini sebagai ironi besar. Ketika masyarakat tengah berjuang menghadapi banjir dan longsor, roda ekonomi justru ikut tersendat, menambah tekanan bagi warga yang menggantungkan hidup pada sektor transportasi dan perdagangan.

Pemerintah daerah berupaya mengevakuasi warga dan membersihkan akses jalan. Namun intensitas hujan yang tinggi membuat proses pemulihan berjalan lambat. Tim gabungan terus siaga di lokasi rawan untuk mengantisipasi longsor susulan dan banjir lanjutan.

Sumatera Barat kini menghadapi ujian berlapis: bencana alam, kerugian material, dan terhambatnya aktivitas ekonomi strategis. Warga berharap hujan segera mereda dan seluruh jalur vital—termasuk Pelabuhan Teluk Bayur—bisa kembali pulih demi menggerakkan ekonomi masyarakat yang terpukul akibat bencana beruntun. 

#evi suandi#

Admin :
Faisal Anwar