Agt 13, 2022
0
0
Mamuju Pekatnewas- Keluarga mendiang Tanisa, jenazah yang ditandu sejauh 13 kilometer di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak puskesmas yang menolak memberikan layanan ambulans. Hal inilah yang membuat keluarga mengunggah video jenazah ditandu hingga akhirnya viral di media sosial.
"Saya posting di Facebook itu video keluarga tandu jenazah tanteku karena saya dan pihak keluarga kecewa dengan sikap pihak puskesmas," kata keponakan mendiang Tanisa, Fenny Tadius saat dihubungi media, Kamis (11/8/2022).
Fenny menjelaskan, video yang diunggahnya kemudian viral di media sosial awalnya direkam oleh keponakannya yang juga turut membopong jenazah Tanisa menggunakan keranda.
"Kita tanya kemudian ke pihak puskesmas, cuman katanya SOP untuk ambulans hanya untuk mengantar pasien gawat darurat bukan untuk jenazah," tutur Fenny.
"Waktu tanteku meninggal, Selasa (9/8) lalu, keluarga melihat ambulans terparkir di area puskesmas, jadi minta tolong ke pegawai untuk dipinjamkan mengantar jenazah ke rumah duka. Cuman tidak dibolehkan, jadi ditandu dari puskesmas ke rumah duka sejauh 13 kilometer," sambungnya.
Fenny kemudian berharap atas kejadian itu, pihak pemerintah dan puskesmas bisa merubah kebijakannya terkait penggunaan ambulans.
"Kan jalan sudah bagus di sana (Kalumpang), masa pelayanan puskesmas masih begitu," sesalnya.
Seperti diketahui, video viral tersebut telah mendapat respons dari Bupati Mamuju Sutinah Suhardi. Sutinah yang juga istri seorang perwira polisi ini dan mengaku akan mengevaluasi kinerja kepala puskesmas setempat.
"Saya menyayangkan peristiwa itu terjadi, harusnya jika tak ada kasus emergency di puskesmas, ambulans boleh dipakai untuk bawa jenazah ke rumah duka," ujar Sutinah kepada detikcom, Kamis (11/8).
Sutinah juga mengaku telah menginstruksikan kepada seluruh kepala puskesmas di Mamuju untuk melayani pengantaran jenazah hingga ke rumah duka. Itu bisa dilakukan selama tak ada kejadian emergency atau pasien gawat darurat.(*)
Source detik.com